Kamis, 14 Juni 2012

Pelangi Senja Bing

Sore yang sejuk, seperti inilah taman bermain kami. Permadani rumput hijau tergelar luas, lembut dan mendamaikan. Wangi segar membelai hidung kami yang tak begitu mancung, lalu desir angin memberi lagu menenangkan jiwa. Tak ada yang kurang disini, warna warni bunga memanjakan mata, dan sinar surya menghangatkan raga. Suara seribu bocah menjadi nyanyian paling damai yang pernah ku dengar. Mereka bermain, melompat, tertawa lepas. Aku selalu di sini, duduk di bawah pohon beralaskan rumput, semilir angin bercerita tentang keindahan, lalu buku – buku menjadi kendaraanku melintasi masa. Aku disini, menikmati setiap detik keindahan, setiap kata manis yang terucap, menyegarkan rasa.

Dua bocah bermain mimpi di dekatku. Wajahnya nyaris sama, dengan pipi kemerahan dan bibir merah segar. Mata beningnya menyiratkan kedamaian abadi dalam bathinnya.
“Aku ingin mama yang cantik,…”
“Aku juga,….”
Aku tersenyum, mencuri dengar percakapan selanjutnya.



Mereka berbicara sambil berbaring menatap awan putih berpadu dengan biru muda.
“Mamaku punya rambut panjang dan berwarna hitam yang indah”
“Hm,… Mamaku tak perlu berambut panjang, tapi hatinya baik sekali”
“Mamaku adalah wanita yang lembut dan sayang padaku”
“Mamaku juga sayang padaku, beliau sangat tegar menghadapi hidup”
“Kapan kita bertemu mama kita?”
Lalu hening,….

Aku menunggu,….

“Apakah mama kita adalah orang yang sama?”
“Mungkin saja,…..”
“Seharusnya ya,… kita kan kembar”
“Mungkin kita memiliki mama yang berbeda lalu suatu saat kita akan bertemu lagi”
“Apakah mama kita saling mengenal”
“Semoga saja”

Aku tertegun,..

“Kau tak akan lupa padaku kan Naren?”
“Bagaimana aku bisa melupakanmu, Bing?“

Airmataku mulai menetes,…

“Aku merindukan mama,…”
“Apa mama merindukan kita?”

Alert SMS mengganggu suasana romantis ini,. Tuhan mengirimkan pesan singkatnya padaku.

“Bing, Naren,.. Mama kalian menanti kalian” ucapku lirih. Sontak dua tubuh mungil bangun dari tidurnya, menatapku dengan bola mata beningnya. Senyum mengembang, sejenak mereka saling bertatapan sebelum menghambur memelukku.

Aku mengantar mereka memasuki ruang khusus. Tuhan ingin bertemu mereka sebelum mereka bertemu mama mereka. Haru menyelimuti hatiku. Dua sosok mungil bergandengan dalam jalan riang.
“Mamaku lahir di bulan Juni,….” Celoteh Bing mengiringi langkah kami.

Aku tersenyum. Kalian akan sangat bahagia,…..

Semarang, 15 Juni 2012. Kado kecil buat yuneth,….