Senin, 16 Januari 2012

kisah MeJiKuHiBiNiU

seringkali aku merasa hidup ini tak beda dengan mejikuhibiniu,...


ada cinta yang datang tiba - tiba. lengkap dengan hembusan angin yang menyejukkan dan kilau harapan yang tiba - tiba menjadi emas,.. entah, semua tampak sempurna dalam titik yang tak pernah tersentuh. gambaran cinta dalam warna merah, meski tak sesempurna itu, mungkin lebih lembut. memaksa hati untuk bersatu dengan ego dan keangkuhan, memuja bagai mimpi di sejuk suasana.

suasana menjalin keheningan lalu muncul sinar jingga yang selalu sulit terlukiskan. lewat tatap sang surya. menitipkan keraguan akan keyakinan bathin. benarkah jalan ini yang harus ditempuh, ataukah bebatuan ini yang harus melukai? mengharapkan cerita sesaat.

sesaat samar, semburat beralih makna menyebarkan panas. kuning di setiap sudut. menyalahkan kerinduan yang tak juga menemukan singgasananya. semua begitu cepat berubah, hingga saat matahari tak pernah bisa menyentuh hati yang tersakiti. mencoba untuk tak menyalahkan ruang dan wakrtu. meski kembali terantuk sepi.

sepi ini sesejuk hijau, mendadak terdampar dalam permadani raksasa. nafas tak lagi tersengal. haru tak perlu lagi meratap. sejuk ini abadi. dalam kilatan masa pennatian panjang. simpan bulir - bulir resah menanti. sejenak, semua segar dalam khayal.

khayal yang menghantar dalam ketidakpastian. semula awan tak akan berubah bentuk. bersanding manis dengan hamparan biru di atas sana. meracau dalam kelegaan yang mungkin akan menghilangkan kepiluan masa. dalam bentuk yang mungkin menjadi semacam fatamorgana. dalam lelah malam.

malam menitipkan sebuah misteri menyayat hati. ketika sang waktu tak lagi menyapa dalam mimpi. bukan kenyataan yang harus ada, tapi sisa asa yang mulai sirna. bukan malam yang menunggu pagi. menyamarkan warna nila. butiran keheningan terasa dalam damai. menyamankan kalbu.

kalbu menahan segenap makna akan hidup. tetap saja menjadi misteri. sedikit merah, sedikit biru, tak jarang menjadi hijau, atau merentas kuning bermetamorfosa menjadi jingga dan menambahkan nila. ketenangan mulai menghampiri, terdiam dan menyuguhkan keceriaan abadi. meski pahit dan tak pernah kembali.

semarang, 16 Januari 2012. 23.50 WIB